Para pencuri kata-kata itu,
Datang bertandang ke rumah belogku,
Kekadang malam, kekadang siang bolong,
Lalu mencuri dan membawa lari untaian kata-kataku..
Entah bila pada suatu masa,
Tersinggah aku pada suatu laman maya,
Entah efbi entah belog apanamanya,
Dan tiba-tiba ku dapati untaian kata-kataku yang dicuri,
Terselit dicelah-celahan karangan, prosa dan puisi,
Meskipun telah diolah dan diubah-ubah,
Namun aku seperti Balqis yang bestari,
Mengenal singgahsananya tanpa sangsi.
Kecemburuan itu suatu yang wajar,
Walaupun hati seringkali pulang pergi,
Antara keikhlasan dan hak,
Dan akal pula selalu mengingat-ingatkan,
Ucapan hikmat Al-Shafi'e Sang Imam,
Mengingini ilmunya tersebar,
Meskipun namanya tidak tercatat.
2 comments:
Lalu ku katakan pada mereka...kau boleh curi kataku...tapi bukan kota fikirku. Kau boleh mendakwa itu dirimu. Tetapi mawar hanya mewangi di tangkainya sendiri.
Tetapi mawar hanya mewangi di tangkainya sendiri...
Tetapi mawar hanya mewangi di tangkainya sendiri...
Tetapi mawar hanya mewangi di tangkainya sendiri...
Kalam ini sungguh bermakna sekali. Terima kasih tuan.
Post a Comment